Info Kesehatan Keluarga Indonesia

Uncategorized

Perdarahan Otak

Ketika pembuluh darah di otak pecah, sel-sel di otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, yang menyebabkan kematian dan kerusakan otak.

Salah satu jenis stroke, stroke hemoragik, adalah perdarahan otak. Salah satu penyebab utama kematian dan cacat di Indonesia adalah stroke. Stroke dikaitkan dengan 18,5% kematian dan 11,2% dari seluruh kejadian disabilitas.

Perdarahan otak atau stroke hemoragik menjadi penyumbang kematian paling tinggi—sekitar 25 hingga 50 persen—dibandingkan dengan stroke iskemik dan memerlukan pengobatan cepat untuk mencegah kematian.

Jenis Perdarahan Otak

Perdarahan otak terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan lokasi perdarahan:

  • Hematoma epidural
    Penggumpalan darah di antara lapisan luar otak, atau dura mater, dan tulang tengkorak menyebabkan perdarahan otak ini.
  • Hematoma subdural
    Kondisi ini terjadi ketika darah menumpuk atau menggumpal di antara dura mater—selaput tipis yang menutupi otak—dan arachnoid
  • Perdarahan subarachnoid
    Ketika darah mengalir ke arachnoid dan lapisan dalam otak (pia mater), itu disebut perdarahan subarachnoid.
  • Perdarahan intraserebral
    Perdarahan yang terjadi di dalam otak disebut perdarahan intraserebral.
  • Perdarahan intraventrikular
    Tempat perdarahan ini terjadi di otak adalah ventrikel, ruangan berongga yang bertanggung jawab untuk produksi cairan serebrospinal (CSF).

Penyebab Perdarahan Otak

Penyebab pembuluh darah di otak yang bocor atau pecah disebut perdarahan otak. Penyebabnya beragam, termasuk:

1. Hipertensi

Hipertensi adalah penyebab paling umum perdarahan otak, dan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat melemahkan pembuluh darah secara bertahap.

2. Cedera kepala

Perdarahan otak dapat terjadi karena cedera kepala yang disebabkan oleh benturan. Cedera kepala adalah penyebab paling umum dari perdarahan otak pada orang di bawah 50 tahun.

3. Diabetes

Penyakit diabetes dapat menyebabkan perdarahan otak karena tingginya kadar gula darah dapat menyebabkan glukosa, atau gula, menumpuk di dalam darah, menyebabkan kerusakan pembuluh darah, termasuk di otak.

4. Aneurisma

Aneurisma otak adalah penyebab tambahan perdarahan otak. Ini terjadi karena dinding pembuluh darah otak dapat pecah karena pembengkakan.

5. Malformasi arteriovena

Kelainan pembuluh darah sejak lahir ini dapat menyebabkan pembuluh darah otak rapuh dan rentan terluka.

6. Angiopati amiloid

Angiopati amiloid, masalah pada dinding pembuluh darah yang sering terjadi pada orang tua dan pasien hipertensi, dapat menyebabkan perdarahan kecil di otak. Perdarahan kecil ini dapat berkembang menjadi perdarahan otak tanpa disadari.

7. Gangguan darah

Gagal pembekuan darah, seperti hemofilia atau anemia sel sabit, dapat menyebabkan pembuluh darah di otak lebih rentan pecah.

8. Penyakit liver

Risiko perdarahan di seluruh tubuh, termasuk otak, dapat meningkat sebagai akibat dari penyakit hati ini.

9. Tumor otak

Beberapa jenis tumor otak dapat menyebabkan perdarahan otak, meskipun ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

Selain kondisi medis di atas, ada risiko tambahan untuk perdarahan otak, yaitu:

  • riwayat penyakit tekanan darah tinggi
  • Penggunaan NAPZA.
  • Perilaku merokok
  • Penggunaan obat yang menurunkan tekanan darah
  • Penyakit yang menyebabkan pembuluh darah menjadi lemah atau rapuh
  • komplikasi yang terkait dengan kehamilan, seperti eklampsia

Gejala Perdarahan Otak

Gejala perdarahan otak berbeda-beda tergantung pada jenis perdarahan otak yang terjadi, tetapi berikut ini adalah beberapa dari gejalanya:

  • Sakit kepala yang tiba-tiba dan parah
  • Tiba-tiba kesemutan
  • Lemas
  • hilangnya rasa
  • Lumpuh pada wajah, lengan, atau kaki, terutama di salah satu sisi
  • Mengalami mual dan muntah
  • Linglung
  • Pusing
  • Berbicara dengan tidak jelas
  • Kurang energi atau merasa mengantuk
  • Susah menelan
  • Pandangan yang tidak jelas
  • Leher terasa kaku
  • takut cahaya atau fotofobia
  • Hilang koordinasi atau keseimbangan gerak tubuh
  • Sulit untuk bernapas
  • Kejang
  • Kesadaran yang hilang atau koma
Saatnya ke dokter

Jika Anda mengalami gejala perdarahan otak, seperti sakit kepala tiba-tiba, linglung, atau mati rasa di salah satu sisi tubuh Anda, segera kunjungi rumah sakit terdekat. Anda juga harus mengetahui jika Anda termasuk dalam kelompok yang rentan terhadap penyakit ini, seperti jika Anda baru-baru ini mengalami cedera kepala akibat kecelakaan.

Diagnosis Perdarahan Otak

Dokter akan menanyakan gejala dan riwayat medis pasien untuk mendiagnosis perdarahan di otak. Mereka juga akan melakukan pemeriksaan fisik selain pemeriksaan tambahan seperti:

  • scan komputer tomografi (CT) otak untuk memastikan apakah ada perdarahan pada otak.
  • MRI otak untuk menentukan lokasi perdarahan, tingkat kerusakan, dan apakah ada kelainan jaringan otak lainnya, seperti tumor.
  • Angiografi dilakukan pada otak untuk menemukan pembuluh darah yang pecah dan mendeteksi kelainan bentuk.
  • Tes darah lengkap untuk mengetahui kecepatan pembekuan darah.
  • elektroensefalografi (EEG), untuk memeriksa fungsi dan aktivitas listrik otak.
  • Pungsi lumbal untuk mengetahui apakah cairan serebrospinal terkontaminasi dengan darah. Ini dapat menunjukkan perdarahan otak, terutama perdarahan subarachnoid.

Pengobatan Perdarahan Otak

Perdarahan otak harus ditangani segera, dan pengobatan biasanya akan disesuaikan dengan sumbernya, tingkat keparahan, dan lokasi perdarahan.

Perdarahan otak dapat diobati dengan beberapa metode berikut:

Obat-obatan

Dokter akan memberikan obat tertentu kepada pasien untuk meredakan gejala dan mencegah perdarahan otak, seperti:

  • Obat penurun tekanan darah yang diberikan secara oral (misalnya, Tensicap dan Tenace) atau melalui infus
  • Jika pasien masih dalam keadaan sadar, berikan obat pereda nyeri yang mengandung morfin atau gabungan paracetamol dan codeine
  • untuk mengurangi pembengkakan jaringan otak yang mengalami perdarahan, seperti deksametason
  • Obat anti kejang yang mengandung fenitoin untuk mencegah atau menghentikan kejang
  • Untuk menurunkan tekanan otak, diuretik osmotik, seperti cairan infus manitol
  • Obat untuk mengontrol gula darah, seperti Metformin Tablet Hexpharm atau Amaryl M
  • Obat yang menghentikan perdarahan, seperti vitamin K atau Prothrombin Complex Concentrate (PCC)
Operasi

Dokter akan melakukan bedah untuk menghentikan perdarahan. Dalam beberapa kasus, pengangkatan sebagian tengkorak, juga dikenal sebagai hemikolektomi, juga dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan yang ditimbulkan oleh perdarahan atau pembengkakan otak.

Dokter juga akan membuang darah yang terkumpul di area otak yang mengalami perdarahan atau memperbaiki kerusakan yang terjadi. Operasi ini dilakukan ketika perdarahan otak sangat parah dan ada kemungkinan komplikasi.

Pasien akan disarankan untuk menjalani perawatan tambahan setelah kondisinya membaik. Dokter dapat menyarankan perawatan berikut:

  • Terapi percakapan
  • Terapi menelan
  • Terapi fisik untuk membantu pasien berpartisipasi dalam aktivitas
  • Terapi kognitif membantu pasien dalam komunikasi dan berpikir
  • Terapi okupasi digunakan untuk membantu pasien beradaptasi dengan keterbatasan fisiknya

Komplikasi Perdarahan Otak

Perdarahan otak adalah kondisi yang berbahaya sehingga memerlukan penanganan segera. Selain itu, setiap pengobatan yang diberikan untuk mengobati penyakit ini mungkin menyebabkan komplikasi.

Perdarahan otak dapat menyebabkan komplikasi berikut:

  • Masalah pernapasan
  • kesulitan menelan dan minum
  • Lumpuh atau mengalami kesulitan bergerak
  • Bagian tubuh yang lemah atau mati rasa
  • Kejang
  • Kehilangan memori
  • Sulit untuk tetap fokus
  • Sulit untuk berpikir dengan jelas
  • Bermasalah dengan penglihatan atau buta
  • Pembengkakan pada otak
  • Stress 
  • Perubahan karakter
  • kehilangan semua fungsi otak

Pencegahan Perdarahan Otak

Orang yang berisiko tinggi mengalami kondisi berikut disarankan untuk mencegah perdarahan otak:

  • Menjaga tekanan darah normal, terutama bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi. Caranya adalah dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak garam dan tetap mengonsumsi obat darah tinggi yang diresepkan oleh dokter.
  • menghentikan kebiasaan yang dapat membahayakan kesehatan, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau menggunakan NAPZA.
  • Agar kadar kolesterol tetap stabil, hindari makan makanan yang mengandung kolesterol tinggi.
  • Berhati-hatilah saat berkendara dan gunakan alat keselamatan, seperti helm ketika mengendarai kendaraan bermotor atau sepeda dan sabuk pengaman saat mengemudikan mobil.
  • Untuk menjaga berat badan yang ideal, konsumsi makanan yang sehat. Sesuaikan rencana diet yang disarankan dokter Anda jika Anda mengalami obesitas. Konsultasikan dengan dokter Anda melalui Chat With a Doctor terkait hal ini.
  • Selalu pastikan Anda minum obat Anda dengan hati-hati dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter.
  • Minumlah obat yang diresepkan dokter Anda secara teratur untuk menjaga kadar gula darah Anda tetap stabil, termasuk mengurangi konsumsi makanan manis atau karbohidrat tinggi, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres dengan baik.